Pahlawanku Inspirasiku, Mari Bangkit dari Pandemi

Pahlawanku Inspirasiku, Mari Bangkit dari Pandemi yang disiarkan langsung dari Studio Jogja TV, Jalan Wonosari, Sendangtirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta Pahlawanku Inspirasiku, Mari Bangkit dari Pandemi yang disiarkan langsung dari Studio Jogja TV, Jalan Wonosari, Sendangtirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta

Jakarta, DJIKP - Tanggal 10 November adalah Hari Pahlawan. Dulu, pahlawan yang pegang senjata. Sekarang, semangat dan nilai kepahlawanan yang menginspirasi anak muda Gen Z dan milenial agar bangkit dari pandemi COVID-19.

“Sebelum 10 November ada tanggal 28 Oktober sebagai Hari Sumpah Pemuda ke-93. Itulah awal dari pergerakan nasional kita. Pemuda-pemuda yang luar biasa merupakan bibit daripada pahlawan. Di situ sudah memunculkan berbahasa, berbangsa, bertanah air satu Indonesia,” kata Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), Wiryanta, dalam dialog bertema Pahlawanku Inspirasiku, Mari Bangkit dari Pandemi yang disiarkan langsung dari Studio Jogja TV, Yogyakarta, pada Sabtu (6/11/2021).

“Pada saat ini, dominasinya adalah Gen Z. Gen Z itu proporsinya sudah mencapai 28%, kemudian generasi milenial itu sekitar hampir 26%. Ini adalah modal telenta kita bagaimana menanamkan nilai-nilai kepahlawanan kepada mereka. Bentuknya apa? Sebagaimana disampaikan Bapak Presiden Republik Indonesia Ir. H. Joko Widodo, saat ini bagaimana kita bertransisi dari pandemi ke endemi. Kita patut bersyukur pada saat ini di Jawa-Bali paling tidak sudah level 1. Di sisi hulunya, pemerintah sudah melonggarkan bagaimana masyarakat anak-anak muda ini untuk mengisi nilai-nilai jiwa yang ada kepahlawanan para pendiri republik ini kepada mereka. Salah satunya bidang ekonomi, misalnya bagaimana menggerakkan UMKM dengan ekonomi kreatifnya, bagaimana ikut berprestasi dalam keolahragaan, dan sebagainya,” jelas Wiryanta.

Kondisi Kraton Yogyakarta sebelum pandemi sudah cukup terbiasa dengan kanal daring dalam menyampaikan nilai-nilai kepahlawanan yang mudah dipahami mayarakat.

“Sejak zamannya eyang Hamengku Buwono I itu ada nilai-nilai filosofi yang yang sudah turun temurun. Tapi kalau cuma didengar saja menjadi konsep yang abstrak. Jadi, kami mencoba menerjemahkan yang mudah diterima oleh masyarakat terutama yang di Jawa penuh dengan simbolisme,” ujar ujar Penghageng Tepas Tandhayekti Kraton Yogyakarta, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hayu.

Bulan Maret 2020, Kraton Yogyakarta mengeluarkan tutorial tari “Beksan Nir Corona” yang merupakan gerakan tarian tradisional yang mengajarkan cuci tangan, di YouTube. Kemudian dilombakan dan masyarakat meniru tariannya di rumah masing-masing dengan keluarganya.

“Menyongsong besok tanggal 10 November Hari Pahlawan, Dinas Sosial ada program untuk menumbuhkan nilai-nilai kepahlawanan bagi anak-anak pelajar dan masyarakat berupa ziarah wisata. Jadi, taman makam pahlawan ini jangan jadi dianggap tempat yang seram, tapi bagaimana kita bisa mengedukasi,” ujar Kepala Dinas Sosial DIY, Endang Patmintarsih.

Peserta ziarah wisata diajak mengelilingi 2002 makan di Taman Makam Pahlawan, tabur bunga, kemudian dijelaskan pahlawan nasional yang dimakamkan di sana dan nilai-nilai kepahlawanan yang harus harus dicontoh. Selain itu ada dalam bentuk video di Instagram Dinas Sosial DIY.

(lnm/ip)