Evaluasi Diseminasi Informasi Vaksinasi COVID-19 melalui Media Sosial Kementerian Komunikasi dan Informatika

Ayo Vaksinasi Covid-19 Saat Vaksin Siap Ayo Vaksinasi Covid-19 Saat Vaksin Siap

Jakarta, DJIKP - Pandemi COVID-19 di Indonesia diawali pada tanggal 2 Maret 2020, saat pertama kalinya Pemerintah Indonesia secara resmi mengumumkan adanya dua kasus yang ditemukan. Selanjutnya, vaksinasi menjadi upaya untuk menyelesaikan persoalan pandemi COVID-19 dengan sasaran sekitar 181,5 juta orang dan ditargetkan selesai tahun ini, hingga herd immunity atau kekebalan kelompok/komunal terbentuk. Namun, kebijakan ini menuai pro dan kontra. Sayangnya masyarakat banyak yang terpengaruh oleh pemberitaan, termasuk hoaks yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Hasil survei menunjukkan jumlah warga yang bersedia melakukan vaksinasi COVID-19 masih 46 persen, 29 persen warga menyatakan tidak mau divaksinasi, dan 23 persen lainnya masih ragu. Keengganan seseorang untuk disuntik vaksin disebabkan karena berbagai alasan psikologis, antara lain pengaruh lingkungan, pola pikir, serta nilai-nilai atau kepercayaan yang dianut. Peran media, khususnya media sosial, sangat penting dan memiliki potensi besar dalam memberikan pengaruh ke masyarakat mengenai pentingnya program vaksinasi nasional ini. Potensi ini ditunjukkan melalui data APJII tentang pengguna internet di Indonesia pada 2019-2020 sejumlah 73,7 persen, yang naik dari 64,8 persen di tahun 2018.

Dengan latar belakang tersebut, penelitian berjudul ”Evaluasi Diseminasi Informasi Vaksinasi COVID-19 melalui Media Sosial Kementerian Komunikasi dan Informatika” bertujuan untuk mengetahui dan mengevaluasi bagaimana informasi mengenai program vaksinasi nasional ini didiseminasikan melalui media sosial yang dikelola oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah Teori Komunikasi Kesehatan yang dikemukakan oleh Stephen W. Littlejhon. Penelitian tentang komunikasi kesehatan menelisik tentang sistem fasilitas Kesehatan, masyarakat pengguna, serta komunikasi di dalamnya, baik tatap muka maupun melalui berbagai kanal media. Komunikasi kesehatan mengkoordinasikan antara masyarakat dengan penyedia layanan kesehatan dalam mempromosikan kesehatan serta menyampaikan informasi kesehatan masyarakat.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan paradigma interpretif dan bersifat evaluatif. Teknik pengambilan data dilakukan dengan cara observasi obyek penelitian, yaitu konten-konten terkait program vaksinasi nasional COVID-19 yang diunggah di media sosial Instagram yang dikelola Kementerian Komunikasi dan Informatika, yaitu akun @kemenkominfo, akun @indonesiabaik.id, dan akun @infokompmk. Informasi dan pesan tersebut telah disampaikan secara menarik, akurat, jelas, mudah dicerna, dan komprehensif.

Penelitian ini merupakan karya Hastuti Wulanningrum, Pranata Humas Ahli Muda di Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik, yang telah dipresentasikan secara virtual pada tanggal 22 Mei 2021, dengan penyelenggara Ikatan Pranata Humas Indonesia (Iprahumas). Penelitian ini dapat dibaca lebih lanjut di prosiding yang berjudul “Dinamika dan Strategi Humas Pemerintah di Indonesia” halaman 72 s.d. 84. Klik di sini untuk mengunduh.

(lnm/ip)